Minggu, 27 November 2011

fiksi : CERITA KITA - SALAM DALAM PERAHU

SALAM DALAM PERAHU

Robby Hermawan

Ini sudah kali ketiga aku melihat gadis kecil itu. Rambutnya dikepang dua, kulit menghitam digarang matahari. Kakinya yang kecil menginjak dan memecah buih di bibir pantai. Mulutnya mengulum senyum sembari menggendong benda berwarna-warni di dada. Perahu-perahu kertas.

Lantas setelah air menelan separuh kakinya, ia menunduk dan melepas perahu-perahu itu. Satu-persatu didorongnya dengan lembut, dan perahu-perahu itu bergoyang-goyang diguncang ombak. Satu perahu mulai limbung, yang lain terpelanting, dan beberapa lagi mulai tenggelam. Namun gadis itu tak peduli. Ia malah menangkupkan tangan di depan dada dan merapatkan mata. Bibir berkomat-kamit menaikkan doa.

Karena dirundung penasaran, aku pun menghampirinya. “Perahunya mulai tenggelam,” kataku.

Ia mengintipku dari sudut mata. Aku tersenyum. Kataku lagi, “Untuk siapa perahu-perahu itu?”


“Buat laut,” jawabnya singkat.

“Laut?” tanyaku ingin tahu.

Gadis itu mengangguk. Wajahnya merona gembira. “Om lihat, dari batas laut sana, sampai batas laut situ adalah tempat lahir saya. Air ini ibuku. Pasir ini ayahku. Aku cuma punya perahu-perahu itu buat ngobrol sama mereka.”

“Oh,” balasku kaku. Gadis itu mendongak dan menatapku.

Mungkin membaca air mukaku yang kebingungan, ia bertutur lagi, “Dari dulu aku gak pernah lihat wajah ayah atau ibu. Bang Asep cuma bilang kalau dulu dia nemuin aku di dalem kardus, di pinggir laut ini. Makanya, daripada aku gak punya ayah-ibu, mending laut ini yang jadi orang tuaku.”

Gadis itu lalu melangkah beberapa kaki ke depan dan mengelus ombak dengan jemarinya. “Mereka orang tua yang gak ada duanya. Kalau aku lagi sedih, mereka bisa dengar dan ngerti. Sabarnya minta ampun. Dan kalau aku lagi bahagia, aku bisa berenang bareng mereka. Seneng deh pokoknya. Nah, di kertas perahu itu aku nulis ucapan terima kasih sekaligus doa, supaya aku bisa terus sama-sama mereka.”

Kutatap lagi ujung laut itu. Tak kusangka hamparan air yang kadang ganas ini menjadi saksi cinta seorang anak manusia. Dulu aku sempat takut akan laut. Laut yang menelan ibuku. Laut yang memisahkan aku dari dekapan hangat ibu. Dan laut yang merenggut cinta itu tanpa ampun.

Beberapa hari belakangan ini aku mencoba lagi berhadapan dengan laut ini. Kemarin aku masih sempat murka, tapi sekarang timbul perasaan untuk memaafkannya. Karena bocah ini.

“Om mau nitip pesan ke laut juga?” tanya gadis itu.

“Hm, boleh,” sahutku. Kusobek selembar kertas dari buku di ranselku. Kuambil pena di saku dan menulis beberapa kata di lembar putih itu: SALAM UNTUK IBU, DARI YASUL. Kemudian aku melipatnya dan kubentuk jadi sebuah perahu.

“Kita jalanin sama-sama, ya,” kataku. Gadis itu mengangguk, tersenyum. Dengan tangan kami bedua yang bertumpuan, kami melepas perahu itu.

Perahu putih itu berlayar bebas, mengiris dan menanjaki ombak di bawah perutnya. Jauh ia melaju, hingga tak lama kemudian mulai tenggelam perlahan-lahan. Tubuhnya menghilang, terpecah. Melebur dalam air dan berfusi dengan pasir. Ombak itu menggemakan pesan-pesan kami. Doa cinta untuk mereka.


2011

Jumlah kata tanpa judul, nama penulis dan tahun: 450


Posted in facebook:
http://www.facebook.com/notes/robby-hermawan/cerita-kita-salam-dalam-perahu/2432629972373


=========================================================
Event FF Cerita Kita

Masih ingat dengan event KCCI Proyek Gotong Royong itukan? Ini dia nih buku antologi cerpen “cerita kita” yang ditulis oleh anggota proyek Gotong Royong KCCI angkatan pertama. Meski masih dalam proses terbit, dan bentar lagi dijual via on line, kita akan adain event buat promo pra launching.

Itu angkatan pertama, untuk angkatan kedua masih dalam pengumpulan naskah. Judul besarnya “Tentang Bulan”. Pastinya, cerpen yang masuk pasti dibukuin, karena kita pake jasa indie. Buat Sahabat KCCI yang mau ikut proyek gotong royong KCCI, silakan baca informasinya di tautan ini : http://www.facebook.com/note.php?note_id=157557564343423

Sebagai promosi juga, KCCI udah nerbitin buku pertamanya. Judul antologi cerpennya “Antologi Cerpen Ababil”. Udah bisa dipesen di www.leutikaprio.com dengan harga Rp.44.300. Di dalamnya ada 20 cerpen peserta event ababil, 4 cerpen Admin, 1 cerpen penulis undangan, dan 1 cerpen Sahabat KCCI.. Ceritanya keren-keren loh. Gak bakal rugi deh kalo beli juga. Untuk event cover ababil, ada 2 novel yang bakal dibagiin. Infonya klik aja link ini: http://www.facebook.com/photo.php?fbid=163802940385552&set=a.163802937052219.33356.100002675421788&type=1&theater

Nah, untuk event FF Cerita Kita, caranya mudah kok. Tinggal nulis FF (Flash Fiction) atau yang bisa kita sebut cerpen sesingkat kilat. Maksimal cerpen 500 kata (cara menghitung klik word count di MS. Word) tanpa judul dan nama penulis. Temanya berkaitan dengan cover, genrenya Bebas. Untuk para tokoh, minimal ada satu dari 6 tokoh yang disajikan. Mereka adalah: Ewild, Yasul, Steven, Anna, Asih dan Nadya.

DL tanggal 20 Januari 2012. Jangan dikira masih lama ya, soalnya waktu terus berlalu apalagi kalau nggak ditunggu-tunggu. Nah, hadiahnya sih gak banyak. Cuman 1 buah antologi cerpen “Cerita Kita”, 2 eks novel, 1 buku kisah inspiratif buat 4 orang pemenang. Untuk peserta, kita akan ngasih E-Sertifikat untuk semua peserta yang ikut berpartisipasi. 3 orang pemenang ditentukan Juri, dan satu pemenang favorit berdasarkan banyaknya like.

FF kalian diposting di note FB masing-masing. Di kasih judul FF Cerita Kita “Judul FF”. Isinya dikasih judul, nama, ff, info ini, gambar cover cerita kita. Tag minimal 20 orang termasuk akun KCCI (kumpulan cerpen cerbung indie). Untuk liat contoh, klik tautan ini.  http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150388236244830

Jurinya para kontributor antologi cerpen ini. Jangan lupa ikutan ya, kami tunggu cerita kalian. Biar bisa menjadi cerita kita!

Salam.


Owner KCCI,
Oms Mukodas Sinatryamayapada

2 komentar:

  1. semoga meang yah.. :D bagus soalnya

    salam kenal

    BalasHapus
  2. @tuafii:

    Wah, thx ya udah mampir dan baca :D

    Salam kenal juga....

    BalasHapus