Rabu, 27 Mei 2009

Sedikit kekecewaan dengan Angles & Demons




Film Angel & Demon yang ditunggu-tunggu itu ternyata sedikit mengecewakan hati gw.
Yah, lagi-lagi, sebuah film yang diadaptasi dari sebuah novel memang terkadang jauh dari expectasi yang kita harapkan.
Kenapa Angel & Demon bisa mengalami penyakit yang sama juga ???
Entah letak kesalahannya dari sang sutradara yang tidak kompeten merealisasikan novel itu menjadi sebuah film yang memukau,
atau novelnya itu yang sudah mempunyai "power" tersendiri dari segi penceritaannya, sehingga jika dibandingkan dengan novelnya, film itu bisa tergeser jauh dalam hal kualitas.

Selasa, 19 Mei 2009

fiksi : THE LAST

Sherry membuka laci meja belajarnya, mengambil sebuah bolpoin berwarna merah cerah, dan mencoretkannya ke salah satu angka pada lembaran bulan Mei di kalender mungilnya. Dua hari lagi, katanya dalam hati. Ia lalu bergerak sedikit di kursinya dan memperlebar celah jendela yang sudah terbuka sedari tadi, berusaha membujuk angin malam yang entah kenapa enggan berhembus.

Entah hanya khayalannya saja atau karena perasaannya yang memang sedang melambung tinggi, Sherry merasa kalau bulan yang ada di hadapannya - yang biasanya kuning pucat - kini berwarna lebih terang dan merona, seolah menyunggingkan senyumannya yang lembut.
Dua hari lagi adalah ulang tahunku, katanya lagi sembari tersenyum. Hari itu adalah hari yang sudah ditunggu-tunggunya sejak berbulan-bulan lalu. Ia tahu itu akan menjadi hari yang spesial untuknya.

Tapi sebenarnya bukanlah hadiah atau kecupan sayang dari kedua orang tuanya yang membuat Sherry begitu senang. Bukan juga kado-kado lucu dari teman-temannya yang membuatnya ingin mempercepat hari itu. Memang ia sudah tahu akan ada hidangan-hidangan terbaik ibunya, termasuk puding coklat manis kegemarannya itu. Bahkan hadiah dari ayahnya pun sudah diberikan beberapa hari yang lau, satu set komputer terbaru yang sudah diidam-idamkannya sejak dulu. Bukan. Bukan itu semua yang menorehkan senyuman di wajah Sherry saat ini.

Review Buku : Smoke Jumper

Judul      : Smoke Jumper
Penulis   : Nicholas Evans
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Rating    : 4/5

"Smoke Jumper", sebuah novel karya Nicholas Evans yang begitu sarat akan arti hidup dan cinta ini memang layak diberikan suatu pujian sebagai bacaan ringan namun bermakna.
Entah unsur apa yang tersimpan, atau daya magis apa yang tersembunyi, novel ini mampu menyajikan setiap kata-kata dan penceritannya dengan menarik,
sehingga mau tidak mau kita dibuai dengan lembar demi lembar dari semua kisah yang ada di dalamnya.

Sudut pandang yang digunakan dalam novel "Smoke Jumper" juga tidak terpaku hanya pada satu tokoh, tetapi di ambil dari beberapa tokoh,
yang menyebabkan alur cerita menjadi lebih menarik karena pembaca diberikan satu alur cerita dengan pikiran dan pandangan dari setiap tokoh-tokoh tersebut.

Sebenarnya untuk tema ceritanya sendiri tidaklah terlalu berat dan tidak berbelit-belit.
Dalam novel ini diceritakan tentang tiga tokoh utama yang terlibat cinta segi tiga, yaitu Connor Ford, Julia Bishop, dan Edward Tully.
Connor Ford dan Edward Tully adalah sesama pejuang Smoke Jumper, yakni para pemadam kebakaran hutan yang ekstrem dengan cara terjun dari pesawat untuk memadamkan titik-titik penyebaran api.

Meskipun judul ini adalah "Smoke Jumper", namun segi penceritaan dari sisi Smoke Jumper itu sendiri hanyalah seperti sebuah singgungan-singgungan kecil pada awal cerita.
Keseluruhan ceritanya berputar pada kisah cinta antara ketiga tokoh tersebut.
Julia Bishop adalah kekasih dari Edward Tully yang dipertemukan dengan cara yang unik dan tak terduga.
Hubungan mereka berjalan dengan baik dan harmonis, dan bahkan seolah-olah takdir memang sudah menjadikan mereka pasangan sejati sebelum mereka sempat bertemu.

Namun cinta tetaplah cinta, suatu perasaan aneh yang terkadang kita sendiri tidak bisa mengontrolnya.
Itulah yang dirasakan Julia saat berkenalan dengan Connor, ada suatu perasaan aneh dalam dirinya yang ia takut untuk mengakuinya sebagai cinta.
Waktu demi waktu berjalan, dan kisah demi kisah diceritakan, dan cinta Julia terhadap Connor sudah tumbuh sama dalamnya dengan cintanya terhadap Edward.
Namun sebagai wanita, dan menyadari kepada siapa ia harus setia, Julia tetap mempertahankan cintanya pada Edward.

Tapi apakah Julia bisa mengubur perasaannya terhadap Connor?
Apakah Connor rela melepaskan Julia begitu saja?
Atau apakah Edward akan berkorban untuk orang yang paling dicintainya?

Inilah yang membuat novel ini begitu menarik.
Kisah cintanya disajikan dengan sederhana namun begitu memiliki banyak arti dan menyentuh.
Melalui novel ini kita mampu mengenal akan arti hidup, bagaimana kita mengenal cinta, dan mengetahui seberapa besar pengorbanan yang diperlukan untuk cinta itu.
Satu lagi nilai positif dalam novel ini adalah konflik yang disajikan tidak diberikan secara negatif dan gamblang, tetapi dengan tersirat sehingga pembaca bisa menelaah sendiri setiap makna dari kisah yang terjadi.
Untuk penggambaran watak juga disajikan dengan baik dan sesuai dengan alur dan tujuan cerita.

Well over all menurut saya novel ini layak untuk dimasukkan dalam daftar baca anda.

Selamat Membaca !!!!!