Rabu, 19 Agustus 2009

Niat berbisnis nih - have any idea?

Entah abis kejedot apaan...atau over dosis obat apa...kok akhir2 ini tiba2 otak gw dipenuhi dengan bisnis, bisnis, dan bisnis ya...
Beberapa hari belakangan ini rutinitas inet gw cuma buat googling "seputar bisnis kecil-kecilan" huehehehehehe....
Ya iyalah, secara kan klo mo mulai usaha harus dari kecil dulu, sambil menimbang-nimbang modal yang super amat kecil sekali wakakakakaa...
Dari seputar info bisnis yang gw dapet dari inet ternyata banyak juga ya bisnis2 kecil yang bisa dijalanin, mulai dari yang kecil banget, yaitu usaha semir sepatu (hahaha...sike tuh yang ngasih ide..), sampe usaha makanan or resto yang menengah. Tips-tips buat bisnis kecil itu sendiri juga banyak banget, mulai dari tips yang standard (siapin modal yang cukup....ya eyalaah....nenek2 gondrong juga tau klo mo bisnis harus siap modal), sampe ke tips-tips yang super panjang dan ribet sampe gw sendiri juga bingung bacanya.
Tapi tadi gw baca ada salah satu tips yang cukup menampar buat usahawam kecil (alaah...belagu bener bahasa gw..) yakni "Jangan Menunda".

Jumat, 10 Juli 2009

fiksi : ESOK


Seperti biasanya aku menghabiskan waktu soreku, aku duduk berselonjor di atas trotoar sembari menyandarkan tongatku pada pagar di belakangku. Aku menghela napas, menghirup udara berdebu yang ajaibnya tetap bisa memberikan hawa sejuk bagiku. Sudah hampir seharian ini aku berjalan, dan kini aku merasakan akibatnya. Kaki kiriku - yang hanya satu-satunya bisa kugunakan ini - semakin terasa berdenyut-denyut seolah ada segerombolan serangga yang sedang menghisap darahku secara perlahan-lahan.

Tapi lagi-lagi aku mengingat apa yang selalu menjadi semangat dan tekatku. Aku takkan pernah mengeluh. Hidup sudah ada jalannya, begitu kata orang tua dulu, dan kini aku mengerti apa yang mereka maksud.

Sambil menyeka keringat di kening dan leherku, aku mengambil sebungkus plastik hitam yang kusangkutkan di ujung tongkatku tadi. Aku memegang isi di dalamnya, dan masih terasa hangat di tanganku. Aku harus banyak berterima kasih pada Mbok Jarmi, batinku.

Sebelum aku sampai di tempat peristirahatanku ini, aku memang biasa mampir di warteg Mbok Jarmi di ujung jalan sana. Dengan uang seadanya yang kupegang, Mbok Jarmi selalu memberikan aku makanan yang lebih, bahkan terkadang aku menganggapnya terlalu istimewa. Pernah satu aku kali aku hanya sanggup membeli sebungkus nasi tanpa lauk apa pun, dan Mbok Jarmi, dengan senyum keibuannya yang hangat, memberikan aku dua potong tempe, satu sendok sayur daun singkong, dan sebungkus air putih yang aku terima dengan segala syukur.

Aku merasa dengan segala apa pun yg kupunya aku tak akan pernah sanggup membayar rasa terima kasihku pada Mbok Jarmi. Karena itu untuk menghormatinya, aku selalu menghindar dan tak pernah berani-berani mencoba untuk makan di tempatnya berjualan. Aku takut kalau aku terlihat berada di sana, pengunjung warteg Mbok Jarmi akan merasa terganggu dan berimbas pada dagangan Mbok Jarmi sendiri.

Lebih baik aku di sini saja, kataku lagi. Dengan beralaskan aspal berdebu dan kotor ini, aku masih bisa menikmati dan mensyukuri apa yang bisa kudapat setiap harinya.

Rabu, 27 Mei 2009

Sedikit kekecewaan dengan Angles & Demons




Film Angel & Demon yang ditunggu-tunggu itu ternyata sedikit mengecewakan hati gw.
Yah, lagi-lagi, sebuah film yang diadaptasi dari sebuah novel memang terkadang jauh dari expectasi yang kita harapkan.
Kenapa Angel & Demon bisa mengalami penyakit yang sama juga ???
Entah letak kesalahannya dari sang sutradara yang tidak kompeten merealisasikan novel itu menjadi sebuah film yang memukau,
atau novelnya itu yang sudah mempunyai "power" tersendiri dari segi penceritaannya, sehingga jika dibandingkan dengan novelnya, film itu bisa tergeser jauh dalam hal kualitas.

Selasa, 19 Mei 2009

fiksi : THE LAST

Sherry membuka laci meja belajarnya, mengambil sebuah bolpoin berwarna merah cerah, dan mencoretkannya ke salah satu angka pada lembaran bulan Mei di kalender mungilnya. Dua hari lagi, katanya dalam hati. Ia lalu bergerak sedikit di kursinya dan memperlebar celah jendela yang sudah terbuka sedari tadi, berusaha membujuk angin malam yang entah kenapa enggan berhembus.

Entah hanya khayalannya saja atau karena perasaannya yang memang sedang melambung tinggi, Sherry merasa kalau bulan yang ada di hadapannya - yang biasanya kuning pucat - kini berwarna lebih terang dan merona, seolah menyunggingkan senyumannya yang lembut.
Dua hari lagi adalah ulang tahunku, katanya lagi sembari tersenyum. Hari itu adalah hari yang sudah ditunggu-tunggunya sejak berbulan-bulan lalu. Ia tahu itu akan menjadi hari yang spesial untuknya.

Tapi sebenarnya bukanlah hadiah atau kecupan sayang dari kedua orang tuanya yang membuat Sherry begitu senang. Bukan juga kado-kado lucu dari teman-temannya yang membuatnya ingin mempercepat hari itu. Memang ia sudah tahu akan ada hidangan-hidangan terbaik ibunya, termasuk puding coklat manis kegemarannya itu. Bahkan hadiah dari ayahnya pun sudah diberikan beberapa hari yang lau, satu set komputer terbaru yang sudah diidam-idamkannya sejak dulu. Bukan. Bukan itu semua yang menorehkan senyuman di wajah Sherry saat ini.

Review Buku : Smoke Jumper

Judul      : Smoke Jumper
Penulis   : Nicholas Evans
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Rating    : 4/5

"Smoke Jumper", sebuah novel karya Nicholas Evans yang begitu sarat akan arti hidup dan cinta ini memang layak diberikan suatu pujian sebagai bacaan ringan namun bermakna.
Entah unsur apa yang tersimpan, atau daya magis apa yang tersembunyi, novel ini mampu menyajikan setiap kata-kata dan penceritannya dengan menarik,
sehingga mau tidak mau kita dibuai dengan lembar demi lembar dari semua kisah yang ada di dalamnya.

Sudut pandang yang digunakan dalam novel "Smoke Jumper" juga tidak terpaku hanya pada satu tokoh, tetapi di ambil dari beberapa tokoh,
yang menyebabkan alur cerita menjadi lebih menarik karena pembaca diberikan satu alur cerita dengan pikiran dan pandangan dari setiap tokoh-tokoh tersebut.

Sebenarnya untuk tema ceritanya sendiri tidaklah terlalu berat dan tidak berbelit-belit.
Dalam novel ini diceritakan tentang tiga tokoh utama yang terlibat cinta segi tiga, yaitu Connor Ford, Julia Bishop, dan Edward Tully.
Connor Ford dan Edward Tully adalah sesama pejuang Smoke Jumper, yakni para pemadam kebakaran hutan yang ekstrem dengan cara terjun dari pesawat untuk memadamkan titik-titik penyebaran api.

Meskipun judul ini adalah "Smoke Jumper", namun segi penceritaan dari sisi Smoke Jumper itu sendiri hanyalah seperti sebuah singgungan-singgungan kecil pada awal cerita.
Keseluruhan ceritanya berputar pada kisah cinta antara ketiga tokoh tersebut.
Julia Bishop adalah kekasih dari Edward Tully yang dipertemukan dengan cara yang unik dan tak terduga.
Hubungan mereka berjalan dengan baik dan harmonis, dan bahkan seolah-olah takdir memang sudah menjadikan mereka pasangan sejati sebelum mereka sempat bertemu.

Namun cinta tetaplah cinta, suatu perasaan aneh yang terkadang kita sendiri tidak bisa mengontrolnya.
Itulah yang dirasakan Julia saat berkenalan dengan Connor, ada suatu perasaan aneh dalam dirinya yang ia takut untuk mengakuinya sebagai cinta.
Waktu demi waktu berjalan, dan kisah demi kisah diceritakan, dan cinta Julia terhadap Connor sudah tumbuh sama dalamnya dengan cintanya terhadap Edward.
Namun sebagai wanita, dan menyadari kepada siapa ia harus setia, Julia tetap mempertahankan cintanya pada Edward.

Tapi apakah Julia bisa mengubur perasaannya terhadap Connor?
Apakah Connor rela melepaskan Julia begitu saja?
Atau apakah Edward akan berkorban untuk orang yang paling dicintainya?

Inilah yang membuat novel ini begitu menarik.
Kisah cintanya disajikan dengan sederhana namun begitu memiliki banyak arti dan menyentuh.
Melalui novel ini kita mampu mengenal akan arti hidup, bagaimana kita mengenal cinta, dan mengetahui seberapa besar pengorbanan yang diperlukan untuk cinta itu.
Satu lagi nilai positif dalam novel ini adalah konflik yang disajikan tidak diberikan secara negatif dan gamblang, tetapi dengan tersirat sehingga pembaca bisa menelaah sendiri setiap makna dari kisah yang terjadi.
Untuk penggambaran watak juga disajikan dengan baik dan sesuai dengan alur dan tujuan cerita.

Well over all menurut saya novel ini layak untuk dimasukkan dalam daftar baca anda.

Selamat Membaca !!!!!

Minggu, 19 April 2009

DVD Twilight Ori ??? - Film Coming Soon

Owww....gila nih, udah lama gak ngeblog di MP
Kangen juga ya buat ngoceh-ngoceh & menulis di MP,
sebenernya bukan karna terlalu sok sibuk atau apa, tapi kadang2 gw suka lupa buat buka MP waktu gw online, hehehehehe
Abis, akhir2 ini klo gw OL paling cuma cek email gw doank or buka facebook,
atau klo gak gw browsing di Youtube, liat2 trailer film or cari2 video twilight,
& klo udah mentok dan bosen di dunia maya, maka beralihlah gw buat nonon DVD aja,
yah itung2 biar biaya inet ga melonjak sih, repot ntar urusannya klo kelewatan kuota,
klo disuruh bayar kan gw ogah, maklumlah inet boleh numpang kekekekekeke

Ngomong2 soal DVD, beberapa hari yang lalu gw dapet DVD twilight yang katanya sih original, tapi harganya miring abis, cuma 15ribu.
Gak tau itu bener apa gak, tapi katanya sih film twilight itu udah dibeli hak-nya sama distributor indonesia, or seperti itulah, karna gw sendri juga ga gitu ngerti.
Tapi diliat dari kasetnya sih kayak beneran, ada stiker pajaknya segala tuh,
trus pengemasannya juga lebih bagus.
& seenggaknya gw ga ketipu lagi ama abang2 penjajak DVD sial di CL itu.

Pasalnya dulu itu gw pernah beli DVD twilight di CL, dan ternyata gambarnya itu gelap & ancur abis.
Nah klo DVD yang "ori" ini sih lain banget,
Gambarnya kinclong & jelas, trus teks indonesianya juga bagus, gak acak2an kyak DVD bajakan. Yah pokoknya cukup puas deh gw buat nonton tuh film twilight tiap hari
hehehehhe, abis bener sih tuh film kagak ngebosenin, biar kata diulang ratusan kali tetep aja tuh film membuat gw terkagum-kagum wahahahaha

Nah, beberapa minggu yang lalu gw juga sempet beli DVD horor Thailand yang judulnya "Coming Soon". Kali ini sih bukan ori, tapi gambarnya sih udah bagus.
Kenapa gw begitu menggebu-gebu ama "Coming Soon"  itu karna yang buat tuh film adalah co-writer film Shutter & Alone.

Tau Shutter kan??? Alone????
*klo gak tau ke laut aja gih....*
Shutter & Alone kan film horor Thailand yang top banget.
Makanya itu gw beranggapan klo "Coming Soon" juga pasti sama topnya ama tuh dua film
Dan ternyata gw bener,
Gak sia2 deh gw beli tuh DVD dengan harga 7ribu.
Filmnya keren sih, serem, menegangkan & mengejutkan.

Seperti biasanya gw menonton film-film horor yang lain,
Gw sengaja nonton nih film sendirian.
Soalnya gw ngerasa klo nonton film horor rame2 itu gak asik,
Feel seremnya jadi gak dapet karna keramean,
Nah jadi klo mau nonton film horor, gw saranin deh buat nonton sendirian aja.
Apalagi klo nontonnya malem2, wuiihhhh makin mantep deh tuh rasanya.
pasti para maniak film horor setuju ama gw kan....
Gau tau kenapa ya, tapi nonton film horor malem2 dan sendirian itu emang enak sih
dari situlah kita bisa dapet seninya, gimana kita merinding & deg2an sendiri...
aduhhhh pokoknya asik dehh hahahha
Waktu gw cerita ke temen gw klo gw suka nonton film horor sendiri & malem2,
eh dia malah bilang gw aneh & psikopat hahahahaha
masa iya.
Blom pernah pada nyoba sih, makanya coba donk biar tau rasanya.

Film2 horor Thailang itu emang udah jadi favorit gw dari dulu.
Film2nya tuh ga lebay kyak film horor indo.
Klo mau bikin film setan kyak gitu donk, tampilin setannya jadi bener2 kayak "setan", bukan cuma orang yang di make up putih2 gak jelas gitu kyak film indo.
Alurnya juga bagus, ceritanya jelas, & ini yang lebih penting, setannya tuh eksis,
gak kyak film indo, setannya cuma ada satu detik, mana SEREMNYA ?????

Yah, after all, pokoknya bagi yang blom nonton "Coming Soon" coba nonton deh
Bagus kok.
Klo mau nonton di inet juga bisa, gw punya link-nya nih
Filmya dibagi jadi dua part.
Ini yang part satu http://www.asian-horror-movies.com/coming-soon.php
Ini yang part dua http://www.asian-horror-movies.com/coming-soon2.php
Oke selamat menonton ya,
salam buat si Shomba
hahahahaha

*tebak siapa si Shomba??*

Rabu, 11 Maret 2009

Kompie tanpa Copy-Paste ?????




Sesuai dengan judulnya, bagaimana seandainya kompie kita tidak dilengkapi dengan kemampuan Copy-Paste???

Hehehehe,
Gw juga baru kpikir hal ini tadi sore saat kerjaan di kantor bener2 numpuk tak tertahankan.
Tadi itu ceritanya gw berbagi tugas programing sama temen kerja semeja gw.
Programnya sih sepele, cuma copy-paste link doank, cuma itu dia masalahnya, point2 yang harus di link banyak banget (klo ga salah tadi sekitar 1600 point).

Senin, 09 Maret 2009

On The Way in The Bus Way

Wuhahahahaa, bener2 kagak sabar gw mau posting nih blog.

Padahal ini baru aja sampe rumah, mandi, makan donat J.Co satu biji (padahal ga tau punya sapa), & langung online di MP mau nulis blog ini hehehehe.

Yang bikin gw semangat tuh sebenernya gw mau nyeritain kisah perjalanan pulang gw dari tangerang ke jakarta. Sebagaimana biasanya seperti minggu2 gw yang kemaren, gw selalu sendiri pulang ke jakarta naik busway dari tangerang. Tapi minggu ini ada sesuatu yang berbeda, apa itu??? eng..ing...eng.....GW PULANG BARENG MIA hahahahahhaaaaa

Selasa, 17 Februari 2009

Film Indonesia Yang Memprihatinkan

Hmmpp oke, kali ini gw mau ngebahas tentang film indonesia yang makin memprihatinkan aja.
Jadi gini ceritanya...
Sabtu kmaren gw sempet jalan ke CL, 'n sperti biasa, kyaknya ga afdol klo jalan ke mall kagak nonton, ya kan.
Jadilah gw mampir ke 21 CL sambil ngarep ada film bagus.
Ahh ga taunya bener2 menyebalkan, ternyata dari semua studio cuma dihuni sama film2 indonesia.
Studio satu ada film ringgo (judulnya apa ya..gw lupa)
Studio dua ada film JuPe (wow....) cuma sayang, judulnya "hantu jamu gendong" (uhh jadi illfeel)
Studia tiga ada film horor juga, judulnya "kuntilanak beranak"
Terakhir studio empat ada film ari wibowo, klo ga salah judulnya "sepuluh"

Kamis, 22 Januari 2009

Digglose's case : Who was lie ?



“Aku benar-benar tidak melakukannya! Aku bersumpah kalau aku tidak bersalah!” seru Carl Ferguson di hadapan dua orang polisi berseragam yang duduk di seberangnya. Sudah lebih dari setengah jam ini ia berada di ruang interogasi kepolisian London. Apa yang baru saja terjadi beberapa jam yang lalu ini sunguh tidak bisa dipercayainya.
Salah satu petugas polisi yang di depannya itu menatapnya dengan sorot mata dingin. “Kami sudah memiliki buktinya. Kalau saja kau mau mengakuinya, masalah ini akan cepat selesai!” katanya tegas.
Carl menggebrak meja dengan tangannya yang sudah terborgol. “Kalian gila!” sergahnya. “Kalian sudah salah menangkap orang!”. Dengan napas terengah-engah karena kesal, ia menatap sebuah cermin besar yang berada di tembok sisi kanannya. Ia tahu kalau di baliknya ada sebuah ruangan yang dipakai para polisi brengsek itu untuk melihatnya diinterogasi.

Kamis, 15 Januari 2009

Digglose' case : The Black Murderer

Anthony Digglose memarkirkan mobilnya dengan hati-hati di pekarangan rumah milik keluarga besar McDougall. Herald McDougall, pemilik perusahaan berlian yang besar di London, ditemukan tewas tadi malam di kediamannya.
George Barkned, sahabat karib Digglose dari Scotland Yard, menginap di kediaman McDougall dan kebetulan ia juga lah yang menemukan korban.
Kediaman McDougall adalah rumah besar berlantai dua, bercat putih dan memiliki pintu kayu berpelitur dengan jendela besar di kanan kirinya. Di salah satu sisi halamannya terdapat beberapa pohon pinus dan rerumputan yang di tata sedemikian rupa.
“Ah, kau datang juga akhirnya!” seru George sambil menghela napas begitu melihat Digglose datang memasuki ruang tamu, tempat dimana terjadi pembunuhan itu.

Sabtu, 10 Januari 2009

Digglose' case : Case From Spain

Van De Goviere adalah sebuah nama perusahaan tambang terbesar di pesisir Spanyol. Morgan Le Fay, pemilik perusahaan tersebut mengalami suatu kejadian yang dapat merugikan perusahaannya. Sebuah cek dari relasinya di Canada senilai lima ratus juta US dollar tiba-tiba saja menghilang dari ruang kerjanya.
Kepala Bagian Divisi Investigasi Kepolisian Spanyol, Borgine Montenegro, segera menghubungi Anthony Digglose.

Jumat, 09 Januari 2009

Digglose' case : Thief in Samurai's House

Ryuji Hitomori mengangkat katana-nya tinggi-tinggi, mengayunkannya beberapa kali, dan kembali meletakannya.
“Kurasa ini hebat!” komentar Digglose sambil berdecak kagum.
Ryuji Hitomori adalah sahabat lama Anthony Digglose. Ia adalah seorang ahli kendo yang terkenal di Jepang. Sudah dua hari ini Digglose berkunjung ke rumahnya di pinggiran kota Osaka.
“Jadi ini betul-betul asli dari era Tokugawa?” tanya Digglose.
“Ya, tentu saja,” jawab Ryuji cepat. “Kubeli pedang ini dua bulan lalu. Asli buatan Shabuto Arai, seorang anggota Shinsengumi.”
“Kalau aku tidak salah ingat, kau juga memiliki puluhan pedang lain kan?” tanya Digglose lagi.
“Betul. Aku menyimpan semuanya di dojo. Oh ya, aku juga ingin memperlihatkanmu pedang baruku yang tidak kalah hebatnya,” ujar Ryuji seraya beranjak dari kursinya. “Kau tunggu ya, aku akan mengambilnya sebentar.”

Rabu, 07 Januari 2009

Digglose' case : Murderer In The Grape Yard

Anthony Digglose, seorang detektif swasta berkebangsaan Inggris, sedang duduk menghadapi laptopnya di ruang kerjanya yang kecil tapi cukup nyaman. Dengan lincahnya ia menggerakkan jari-jarinya dan membaca satu per satu surat yang masuk ke alamat e-mailnya. Matanya tertegun sejenak ketika ia membuka salah satu surat yang masuk. Vogue Boudelair, seorang sahabat Digglose yang sekaligus menjabat sebagai Kepala Bagian Divisi Investigasi Kepolisian Paris, mengiriminya sebuah surat yang isinya tentang kasus yang dihadapinya. Sudah beberapa kali Vogue bertanya tentang kasus-kasus yang tidak bisa diselesaikannya, dan dijawab oleh Digglose dengan hipotesanya yang jitu. Digglose pun segera membaca dan berusaha untuk memecahkan kasusnya kali ini.