Rabu, 02 November 2011

fiksi : JENUH


Peluit kereta ini berbunyi nyaring, disusul suara derak dan keretakan keras, mulai dari lokomotif hingga gerbong-gerbong di belakangnya. Satu desisan panjang juga terdengar, saling beradu sengit antara suara si petugas yang teriak-teriak sambil mengacung-ngacungkan tongkat dan kumpulan orang-orang yang ribut mengejar-ngejar kereta.

Mereka tidak seragam, tak ada tampang kesamaan. Ada orang berkemeja yang baru digosok kemarin sore, ada ibu-ibu yang sudah mandi keringat sambil menarik-narik anaknya, ada bapak tua yang baru saja meloncat ke pintu sembari menggendong ayam, dan di jendela sebelah, penjual kue onde-onde masih sibuk bertukar uang dengan pembelinya. Ibarat seorang penjahit, mereka terlihat seperti kain berbeda warna, tapi digunting dengan pola yang sama. Jatuh dalam satu tujuan.

Aku menyandarkan diri ketika kereta semakin cepat melaju. Isi lambung gerbong sudah sesak. Udara yang pengap diperebutkan banyak orang. Beruntung aku duduk di samping jendela yang kacanya sudah pecah sebelah.

Satu hal telah kusadari ketika aku melihat dengan mata yang sudah lelah ini. Kita semua berjalan di pacuan yang sama, dimana aku pun turut jatuh dalam jebakannya. Tak bisa menghindar lagi. Hari-hari berjalan tak ubahnya seperti kereta ini. Satu peluit tanda kita harus berlari, menempuh satu buah rel panjang dengan tikungan yang mungkin diberi. Tapi tujuannya selalu satu. Dan pasti. Tujuan satu pun bisa tercapai, tapi bukankah akan muncul satu tujuan lain, hingga bahkan mungkin harus berputar dan mengulang lagi. Di mana titik akhirnya?, mungkin kau akan bertanya. Aku cuma punya satu jawaban, sampai kereta ini usang dan menunggu untuk dibuang.

Aku jadi ingat film-film robot yang sering kulihat di teve. Mereka kelihatannya hidup, bisa berjalan, bisa berpikir, dan kadang bisa melawan. Oh, aku harus bertepuk tangan pada si robot yang bisa melawan itu. Tapi itu cuma di film, kan? Biasanya film cuma mengumbar mimpi yang menggiurkan. Badan ini memang seperti robot, cuma sayang tidak diprogram untuk melawan. Mungkin prosesornya bagus, tapi tetap saja
butuh baterai untuk terus mengaliri listrik ke sirkuitnya. Tak ada baterai, tak ada listrik, tak ada hidup; lagi, menunggu untuk dibuang.

Satu helaan napasku seakaan berbicara. Aku lelah. Aku butuh tempat dimana aku tak terikat. Aku butuh udara dimana paru-paruku bisa menyerap dengan bebas. Tapi dimana tempat itu? Burung yang terbang pun tak punya, ia juga datang dan pergi di jalur yang sama. Begitupun rumput-rumput yang terbuai angin itu, selalu tumbuh, meninggi, mengering, dan mati. Satu titik akhir itu memang berlaku untuk semuanya.

Tak terkecuali.

Peluit itu kembali berbunyi. Satu tujuan sudah sampai. Dua-tiga orang turun, dua-tiga orang juga naik lagi. Dengan berat yang sama, kereta ini kembali berlari.



R.

7 komentar:

  1. fufufu.. apaan ini by?

    kok gw liat kita kl posting suka bareng ya by. Di saat gw posting, ga lama lo posting, begitu jg sebaliknya. Wakkakakka

    Mungkin jadi pengen ngisi blog ya ngeliat blog org lain ada entry baru. Hauhuahuahua

    BalasHapus
  2. nice posting rob!
    penat dan jenuh pasti ada. may be kereta api ataupun manusia itu butuh istirahat. mengisi bahan bakar ataupun mengisi kembali semangat hidup mencapai satu titik tujuan ke titik tujuan lain.

    refleksi yang bagus.. :)

    BalasHapus
  3. @mia: hahahhaa,, iya ya mel. Tp nih tulisan gw post kmren pas lagi makan siang. Cuma nih blogspot lelet bener ya, notifnya baru ada pas tengah malem. Swt.

    Nih tulisan termasuk apa ya, entahlah. Gw cuma mau menganalogikan segala sesuatu yg gw renungin aja. Heheheheh jadinya semacam prosa pendek gini deh. Mau dibilang curhat bisa juga, akhir2 ini emang lagi bosen banget. Bosen ngapain2, sampe hampir bosen hidup. Wakakaka

    BalasHapus
  4. @yo: thx yo :D
    Iya rehat sesaat emang efektif ya, buat menyegarkan diri. Cuma kadang setelah rehat itu, mental suka ga siap buat ngehadapin hal yang sama. Itu lagi, itu lagi, terus diulang2. Kalo kata gaul sekarang, "bete deeeh..." Hahaahahha

    BalasHapus
  5. Tulisanmu bagus, bernyawa gitu, ahahak(abaikan saja).
    Saya sering browsing kemana-mana, nyari tulisan kayak gini. Eh, akhirnya ketemu.

    Mmmm, well salam kenal.

    BalasHapus
  6. @nurul:
    Haloo,, salam kenal :D.
    Makasih udah sudi mampir ke sini, dan makasih juga udah suka tulisan aku. Dari nyasar, muter2, bisa sampe ke sini ya, hehehe :))

    Blogku sndri udah jarang diupdate nih, T.T
    Kmren sempet muter2 di blog orang lain juga, jadi kangen mau nulis lagi. Hehehe

    Btw, thx again ya, :D

    BalasHapus
  7. @robby hmhmhm... yaaahhh.. Diupdate dong! Nggak maksa lho, cuma... Saya hobi banget browsing buat baca-baca tulisan orang, dan tulisanmu... JRENG JRENG JRENG..



    --->Inspiring menurutku.
    Jadi, saya tunggu update-annya ya??

    BalasHapus