
Penulis : Dan Brown
Penerbit : Serambi
Rating : 3/5
Ahh akhirnya selesai juga baca "Deception Point" yang gw beli dengan harga super murah ini hehehehe
Agak lama ya gw bacanya, biasalah tertunda dengan kesibukan lainnya.
Hmmppp....oke2, kita bahas ya bukunya.
Pertama kali gw beli buku ini sih gw berharap akan menemukan ketegangan dan keterkejutan kyak baca "The Davinci Code".
Tau sendri kan, buku2 Dan Brown tuh kyak apa.
Alur cepat, penuh misteri dan tebakan, dan akhir yang tak terduga.
Tapi "Deception Point" ini beda dari biasanya.
Ceritanya berjalan lambat banget, bertele-tele, dan (ini yang paling gw benci) ceritanya tuh udah ketebak banget. Dari pertengahan novel aja gw udah bisa tau siapa otak kejahatannya. Ga biasanya, Dan Brown sangat terbuka dalam memberi petunjuk siapa pelakunya.
Dari sisi penceritaan juga agak sedikit ga masuk akal
Ceritanya tentang penemuan meteorit oleh NASA yang ternyata palsu cuma untuk politik pemilu Presiden USA. Kyaknya ga mungkin banget ya suatu penemuan besar kyak gitu untuk dipalsukan. Yah mengingat betapa maju dan berkembangnya para ilmuan di Amerika.
Dan anehnya lagi, para ilmuan di novel itu seolah2 gmpang banget ditipu, kyak IQnya pada jongkok semua. Dan yang bikin ngeselin, cara terbongkarnya penipuan itu sederhana banget. Jadi klo dipikir2, ngapain buat suatu penipuan yang cacatnya tertalu banyak itu, dan di depan para ilmuan pula.
Yah tapi lagi2 itu kan cuma novel
Mungkin Dan Brown nulis ini sambil maksa kali ya, buat bikin fenomena kedua setelah "The Davinci Code".
Meskipun gw agak kecewa dengan novel ini, tapi masih layak untuk dibacalah
Itung2 cari pengetahuan tentang sistem pemerintahan USA yang ribetnya minta ampun.
So i give this book three stars
mungkin banget penemuan seperti itu dipalsukan, bahkan ekspedisi apollo 11 ke bulan banyak yg meragukannya. kalau dilihat di videonya, langit di bulan terlihat hitam kelam tanpa ada bintang satu pun, padahal di bulan tidak ada atmosfer yang seharusnya bitang-bintang terlihat lebih terang. amerika itu rajanya tipu muslihat. lha wong laporan penemuan senjata pemusnah masal di irak aja bisa dipalsukan.
BalasHapusterima kasih telah sudi berkunjung..
BalasHapussaya juga juga sudah lama membaca buku ini, jadi saat menulis review ini saya setidaknya harus melihat-lihat kembali buku itu untuk sekedar mengingat kembali jalan ceritanya. Dari sini dapat terlihat kalau buku ini walaupun menurut saya seru, dengan sukses saya berhasil melupakannya...hehe.
yang jadi masalah di sini mungkin kesan pertama. buku Dan Brown pertama yang saya baca adalah Angel & Demon, baru kemudian The Da Vinci Code. selain itu, mungkin juga tema, saya cenderung menyukai tipe2 sains fiksi, selain tentu saja konspirasi. Kombinasi keduanya jelas secara subjektif akan lebih membuat saya tertarik. Setelah itu saya baca Digital Fortres yang biasa2 saja. walaupun begitu, novel ini masih membuat saya mau menamatkannya kurang dari 3 hari. ketika membaca Deception Point, saya merasakan ketegangan yang sama ketika membaca Angel Demon, tapi harus diakui alur cerita di semua novel dan Brown relatif sama, dan hal ini menjadikan saya sampai saat ini belum menamatkan The Lost Symbol.
Sama-sama, thx juga udah mampir-mampir ke sini. heheheh...
BalasHapusAda apa gerangan dengan The Lost Symbol? Masih pake pola yang sama ya? Ada prolog pembunuhan, si tokoh utama di telepon, trus dikejar-kejar deh sampe keluar negeri?
hehe...kurang lebih begitu..
BalasHapus